UDERLE ( USAHA PENDEDERAN BENIH IKAN LELE ) Dinas Perikanan Kabupaten Way Kanan |
Konsumi ikan lele di Kabupaten Way Kanan cukup tinggi, hal ini dikarenakan ikan lele mempunyai rasa yang cukup enak dan harga yang terjangkau oleh masyarakat, selain itu juga disebabkan karena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi produk perikanan dikarenakan ikan mempunyai kandungan protein dan omega-3 tinggi yang baik untuk kesehatan dan pertumbuhan.
Tingkat konsumsi ikan adalah salah satu variable yang digunakan untuk mengukur tingkat konsumsi dan kebutuhan ikan disuatu daerah.
Tabel 1. Perkembangan Tingkat Konsumsi Ikan Kabupaten Way Kanan Tahun 2019-2021
No |
Uraian |
Tahun |
||
2019 |
2020 |
2021 |
||
1 |
Produksi Perikanan ( ton) |
|
|
|
|
Produksi Perikanan Budidaya |
1.619,43 |
1.710,95 |
1.809,12 |
|
Produksi Perikanan Tangkap |
197,73 |
198,77 |
201,59 |
|
Total Produksi (Ton) |
1.817,16 |
1.909,72 |
2.010,71 |
2 |
Tingkat Konsumsi Ikan Kab. Way Kanan (kg/kap/tahun) |
33,19 |
33,45 |
32,59 |
3 |
Jumlah Penduduk Kab. Way Kanan |
446.113 |
450.110 |
473.580 |
4 |
Kebutuhan Ikan Kab. Way Kanan (Ton) |
14.806,49 |
15.056,18 |
15,433,97 |
5 |
Prosentase Ketersedian dan Kebutuhan Ikan (%) |
12,27 |
12,68 |
13,03 |
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukan bahwa tingkat konsumsi ikan Kabupaten Way Kanan tahun 2021 yaitu 32,95 kg/kapita/tahun sementara tingkat konsumsi ikan provinsi lampung sebesar 34, 93 kg/kap/tahun. Prosentase ketersediaan ikan produksi kabupaten Way Kanan baru memenuhi 13,03 % dari kebutuhan ikan di Kabupaten Way Kanan.
Strategi pembangunan perikanan di Kabupaten Way Kanan diarahkan dalam rangka peningkatan produksi perikanan yang berbasis kawasan dan berkelanjutan. Upaya peningkatan produksi perikanan dilakukan dengan pengembangan komoditas yang teknologinya sudah dikuasai petani dan mempunyai pangsa pasar yang baik seperti ikan nila, ikan lele, ikan patin, ikan gurame dan ikan mas dan untuk mendukung upaya peningkatan produksi ikan tersebut perlu didukung oleh ketersediaan benih ikan unggul yang cukup.
Upaya yang telah dilakukan Dinas Perikanan Kabupaten Way Kanan untuk meningkatkan produksi benih unggul diantaranya melakukan pembinaan terhadap Unit Pembenihan Rakyat (UPR ) dan UPT Balai Benih Ikan seperti pemberian bantuan calon induk ikan dan sarana produksi perbenihan ikan.
Pasca pandemic Corona, arah pembangunan perikanan perikanan di Kabupaten Way Kanan diarahkan dalam rangka pemulihan ekonomi daerah, pengentasan kemiskinan dan pengendalian inflasi daerah. Salah satu pola usaha yang dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu pengembangan usaha pendederan lele ( UDERLE ). Kegiatan usaha ini bisa menjadi salah satu solusi untuk peningkatan pendapatan masyarakat dan peningkatan produksi benih ikan di Kabupaten Way Kanan khususnya benih ikan lele. Usaha ini bisa dikembangkan di masyarakat karena tidak membutuhkan lahan yang luas (memanfaatkan lahan pekarangan ), modal usaha relative kecil dan siklus produksi yang singkat. Berikut kami sampaikan Analisa Usaha Pendederan Benih Ikan Lele ( UDERLE ).
Analisa Usaha Pendederan Benih Lele ( UDERLE )
Siklus Produksi 1 bulan
1. Biaya Modal
- Hapa ( Media Pemeliharaan Benih Lele ) 12 buah @ Rp.250.000 Rp. 3.000.000,-
Total Modal Awal Rp. 3.000.000,-
2. Biaya Produksi
- Benih Ikan Lele ukuran 2-3 cm, 100 gelas @ Rp. 22.000 Rp. 2.200.000,-
- Pakan Benih Ikan Lele 50 Kg @ Rp. 21.000 Rp. 1.050.000,-
Total Biaya Produksi Rp. 3.250.000,
3. Pendapatan
- Penjualan Benih ukuran 5-7 cm, 360 gelas @ 17.000 Rp. 6.120.000,-
4. Laba Bersih
- Penjualan Benih – Biaya Produksi
Rp. 6.120.000 – Rp. 3.250.000 Rp. 2.870.000,-
5. BEP Harga
- BEP Harga : Biaya Produksi : Total Produksi
BEP Harga : Rp. 3.250.000 : 360 Gelas
BEP Harga : Rp. 9.027,78
6. BEP Produksi
- BEP Harga : Biaya Produksi : Harga Penjualan
BEP Harga : Rp. 3.250.000 : Rp. 17.000
BEP Harga : 191,18 Gelas
7. R/C Ratio
- R/C Ratio : Total Pendapatan : Biaya Produksi
- R/C Ratio : Rp. 6.120.000 / Rp. 3.250.000
- R/C Ratio : 1,88
R/C Ratio 1,88 > 1, artinya setiapa penambahan biaya sebesar Rp. 1000 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,88 kali. Dengan melihat angka R/C Ratio ini, dapat disimpulkan bahwa usaha pendederan benih ikan lele ( UDERLE ) yang dilakukan layak untuk diteruskan.
PEDOMAN USAHA PENDEDERAN BENIH IKAN LELE ( UDERLE )
UDERLE adalah salah satu segmentasi usaha yang dikembangkan dalam kegiatan pembenihan ikan lele. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi benih ikan dan penciptaan lapangan usaha baru dan peningkatan pendapatan petani pembenih ikan lele.
Pola UDERLE mengembangkan pola kemitraan usaha antara Unit Pembenihan Rakyat ( UPR ) sebagai usaha inti dengan petani pendeder benih ikan. Kegiatan ini bertujuan agar siklus produksi benih akan lebih cepat dengan adanya pembagian segmentasi kegiatan ini. Berikut ini kami gambarkan sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan UDERLE.
No |
Sarana dan Prasarana Produksi |
Jenis |
Fungsi |
Keterangan |
1 |
Kolam Pendederan |
- Kolam Plastik atau Hapa |
Media Pemeliharaan Benih Ikan |
Jumlah dan Ukuran menyesuaikan sesuai jumlah benih yang dipelihara |
2 |
Benih Ikan Lele |
Ukuran 2/3 cm |
- |
|
3 |
Pakan Benih Ikan |
Pakan Benih IKan Lele |
Sumber Pakan Benih |
|
4 |
Alat Sortir |
Bak Plastik berlubang sesuai ukuran benih |
Untuk grading Ukuran Benih Ikan |
|
|
Cara Pemberian Pakan - Pemberian Pakan Benih Ikan dilakukan secara adlibitum ( sedikit-dikit hingga ikan kenyang) - Frekuensi Pemberian Pakan sebanyak 3 kali ( pagi, siang dan sore ) |
|||
|
Garding Ukuran - Dilakukan setelah 2 minggu pemeliharaan - Pisahkan benih ikan ke kolam dengan ukuran benih yang sama |
|||
|
Lama Pemeliharaan Kegiatan Usaha UDERLE dilakukan dalam waktu 30 hari Benih Lele dipanen pada ukuran 5/7 untuk dipasarkan |